:: Dalil Pamungkas Untuk Membatalkan Ajaran Sesat ::

Ustadz Dzul Akmal, LC

 

Dalil-dalil dan Keterangan

Pamungkas  untuk membatalkan ajaran sesat.”

 

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب اليه, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا, من يهده الله فلا مضلّ له و من يضلل فلا هادى له. و أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم صلّ وسلم على محد, وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم الى يوم الدين.

 

Selanjutnya:

Sesungguhnya AllahTa’ala telah mengutus para rasulNya untuk memberi khabar gembira dan pertakut,  para rasul tersebut merupakan Imam imam yang menunjukan dan membimbing manusia kepada ‘ilmu yang benar dan bermamfa’at serta menyeru mereka kepada Din yang shohih, kepada setiap kebaikan dan kebahagiaan. Khususnya Nabi kita Muhammad SAW, merupakan penutup para Nabi dan Rusul (imam  para Nabi dan Rusul), diturunkan kepadanya Al Kitab (Al Quran) dan As Sunnah: di dalamnya ada petunjuk yang Haq dan cahaya yang dapat menerangi hati hati manusia yang kotor, ada ‘ilmu ‘ilmu yang bermamfa’at dan kejadian kejadian masa lalu yang haq, akhlaq akhlaq mulia dan ‘amalan ‘amalan yang baik serta adab adab yang tinggi sekali, Al Quran dan As Sunnah inilah merupakan puncak ‘ilmu yang Haq dan yang sempurna.

 

Allah dan RasulNya betul betul telah menjelaskan di dalam Al Quran As Sunnah tentang masalah masalah, dalil dalil dan kejadian kejadian yang haq dengan hujah hujah yang mematahkan, maka barang siapa yang berpegang dengan keduanya dia akan dapat petunjuk dan akan berbahagia di dunia dan di akhirat, sebaliknya, barang siapa yang berpaling dari keduanya (Al Quran dan As Sunnah), dia akan celaka di dunia dan akhirat serta akan menerima ganjaran yang sangat merugikan. Manusia  yang paling sesat dari keduanya adalah: “Falasifah (orang orang Filsafat) dan para Munafiqin (Atheis), mereka  ini merupakan musuh musuh para Rasul yang besar di setiap zaman dan tempat, mereka merupakan manusia yang paling jelek, penyeru penyeru kepada kesesatan dan kecelakaan, bahkan mereka ini memerangi Din seluruhnya, Syaithon betul betul menghiasi ‘ilmu ‘ilmu mereka sehingga mereka bangga denganya serta mengecilkan ‘ilmu yang dibawa oleh para Rasul, ketika datang kepada mereka pemberi peringatan, mereka bangga dengan apa apa yang ada disisi mereka lalu berpaling serta menghina ajaran Rasul tersebut. Betul betul Iblis telah mengasaskan pokok pokok ajaran batil  kepada mereka, lalu diikuti dengan taqlid oleh sebahagian mereka yang lainnya, ajaran itu merupakan puncak kesesatan dan kerusakan, orang yang pintar dengan melihat gambarannya saja sudah cukup bagi dia untuk membantahnya, karena ajaran tersebut sangat bertentangan dengan ‘aqal yang sehat dan naqol (Al Quran dan As Sunnah), akan tetapi mereka (falasifah) tersebut menghiasi dan menyebarkannya sehingga banyak manusia  tertipu dengan ajaran itu.

 

Ushul (pokok) ajaran yang paling jelek dan rusak disisi orang orang Filsafat ini adalah warisan dari guru mereka yang pertama tama dahulu yaitu: “ARIESTOTELES” Al yunaniy yang dikenal sebagai manusia paling kafir serta menentang keberadaan Allah ta’ala, kitab kitabNya dan para RasulNya.

Dari ushul inilah berkembangnya dan menyebarnya kesesatan mereka, ushul tersebut adalah:”Barang siapa yang ingin memulai membahas tentang keTuhanan, maka hendaklah dia menghapuskan seluruh ‘ilmu ‘ilmu dan  I’tiqod I’tiqod yang benar dihatinya, serta berusaha dia untuk menghilangkan seluruhnya dari hati sanubarinya dengan segala kemampuannya, setelah itu baru dia mulai meragui segala sesuatu yang ada ini, kemudian cukup bagi dia menggunakan ‘aqa              l, khayalan dan pemikiran saja dalam pembahasan itu.” Mereka sempurnakan ushul (pokok) ajaran yang jelek itu dengan hanya menggunakan panca indera saja untuk membahas masalah keTuhanan, apa saja yang tidak terjangkau oleh panca indera mereka, mereka hilangkan atau mereka tolak. Ushul (pokok) inilah yang telah merusak ‘ilmu ‘ilmu mereka dan ‘aqal ‘aqal serta din mereka. Dan betul betul telah nampak oleh manusia yang berbeda beda madzhab  mereka sesatnya pokok pokok ajaran mereka ini, dan juga para pengikut Filsafat ini benar benar menyelisihi ajaran seluruh para Rasul dan orang orang yang ber’aqal.

‘Ulama yang paling fakar berbicara tentang sesatnya ajaran Filsafat ini dan juga membatalkannya dengan dalil ‘aqal dan naqal (Al quran dan As sunnah) adalah Syaikhul Islam “IBNU TAIMIYAH,” sesungguhnya dia telah menjelaskan dari berbagai sisi tentang kerusakan dan kejelekannya, setiap sisi dari keterangan tersebut sudah cukup untuk membatalkannya, bagaimana kalau seandainya terkumpul seluruhnya?? Maka disini akan kami nukilkan perkataan beliau tersebut dengan semampu kami.

 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan dikitab “Naqdhut taksiis” takkala dia menyebutkan tentang gembong Failasuf Yunani yang kafir (Ariestoteles),maka untuk membantah ushul (dasar) ajaran  sesat ini ditinjau dari berbagai sisi; diantaranya:

 

BANTAHAN YANG PERTAMA: “Sesungguhnya perkataan “Ariestoteles” ini dan dalil dalil yang disebutkannya persis dengan perkataan orang orang yang bodoh lagi sesat, dia sebenarnya  tidak mengetahui apa yang keluar dari lisannya, bukan perkataan ahlil ‘ilmi (orang orang ber’ilmu) dan juga bukan perkataan orang yang ber’aqal. Sebenarnya perkataan tersebut serupa sekali dengan perkataan tukang tukang cerita dan orang orang bodoh, berbeda sekali dengan perkataan  ‘Ulama dan penyeru manusia kepada yang haq. Alangkah baiknya apa apa yang dikatakan oleh “Imam Ahmad bin Hanbal Rh” tentang “Bisyir Al miriisiy”: “Dia (“Bisyir Al miriisiy”) ini adalah orang yang pintar berbicara, tetapi bukan ahli dalam berhujjah.” Akan tetapi perkataan “Ariestoteles” ini tidak tergolong kedalam perkataan orang yang pintar berbicara dan juga orang yang ahli berhujjah.

 

BANTAHAN YANG KEDUA:Katakanlah kepada para Failasuf tersebut:”Bukankah ajaran para Nabi dan Rasul sudah cukup bagi kita?? Yang mana  ajaran mereka itu adalah ajaran yang paling haq dan paling mulia, daripada pandangan pandangan para Failasuf  kuffar yang  menyebabkan orang sesat dari Din yang lurus, sesuai dengan ‘aqal sehat kepada ajaran pimpinan Atheis  (Ariestoteles) ini.”

 

BANTAHAN YANG KETIGA: Bahwasanya seluruh orang orang  ber’aqal yang betul betul paham dengan ajaran “Ariestoteles” dan para pengikutnya tentang masalah “KETUHANAN”, mereka paham benar bahwa “Ariestoteles” serta pengikutnya merupakan manusia manusia yang  sangat sedikit memiliki ‘ilmu tentang “KETUHANAN” ini,  serta paling  goncang dan sesat; adapun perkataan dia (“Ariestoteles”) dan pengikutnya dalam bidang Hisab, Matematika dan semisalnya dari bidang Kimia, Biologi, Fisika serta pengetahuan tentang Thobi’iyat (‘Ilmu ‘Alam), mereka ini tidak obahnya seperti para ahli Pengetahuan lainya, kesalahan mereka  berbicara tentang Pengetahuan seperti ini  banyak benarnya, akan tetapi ada juga bathilnya. Sedangkan perkataan mereka dalam masalah “Ilahiyaat” (“KETUHANAN”), mereka merupakan manusia manusia paling sesat, sangat jauh sekali dari jalan yang Haq, hal ini diakui oleh orang yang memiliki pandangan shohih tentang “‘Ilmu KETUHANAN”, maka mereka tidak mau berdalil (berhujjah) dengan perkataan para Failasuf itu, disebabkan karena keadaan mereka demikian (dalam keadaan sesat). Ini juga diakui oleh para Failasuf yang fakar dalam bidangnya, bahwa ‘’’Ilmu KETUHANAN” bukan satu satunya jalan bagi mereka guna menyampaikan mereka pada ‘Ilmu yaqin (‘Ilmu yang Haq), hanyasanya ‘Ilmu ini mereka gunakan sebagai permulaan, tidak memberikan atsar (bekas) dan tidak juga berfaedah bagi mereka. Apabila pengakuan para Filsafat sudah begini, artinya; bahwasanya mereka tidak memiliki Ilmu dan keyakinan dalam masalah KETUHANAN, kenapa kita harus  menggunakan perkataan perkataan mereka sebagai hujjah (dalil)???

 

BANTAHAN YANG KEEMPAT: Apa makna (arti) perkataan Ariestoteles Hendaklah dia mengadakan pada dirinya tersebut suatu Fithrah  (Din) yang lain. Al fithrah adalah Din (Islam yang suci), dimana Allah taala telah mencipatakan hamba hambanya diatas Fithrah tersebut. Apakah Ariestoteles ini ingin merubah cipataan Allah taala ini?? Dimana pada cipataan tersebut ada keterikatan dan gerakan yang kuat sekali, sudah tentu   manusia tidak akan mampu merobahnya,  karena Allah taala meciptakannya diatas Fithrah itu. Atau Ariestoteles ini pengen menanggalkan apa apa yang dimiliki oleh  seorang manusia tersebut dari pengetahuan pengetahuan dan Ilmu (keyakinan), lalu dia adakan pada dirinya suatu keyakinan yang menyelisihinya?? Apakah ini yang terbaik?? Wallahi!! Ini adalah suatu ajaran yang betul betul pengen merubah ciptaan Allah  taala, dimana Dia telah menciptakan hambaNya diatas Fithrah itu, cara seperti ini merupakan methode Mubtadiin (Ahlul Bidah) untuk merobah ciptaan Allah taala dan SyariatNya, sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah Saw dalam satu hadistnya:

 عن أبى هريرة رضىالله عنه قال: قال رسول الله صلىالله عليه وسلم:" كل مولود(ما من مولود الا) يولد على الفطرة,فأبواه يهوّدانه أو ينصّرانه, أو يمجسانه."

Artinya: Dari Abi Hurairah Ra berkata dia: Berkata Rasulullah Saw; “Setiap anak yang dilahirkan, (tidak ada satu anak yang dilahirkan kecuali) dilahirkan dalam keadaan “Fithrah” (Islam), tergantung kepada kedua orang tuanya apakah mereka mau menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi.”Hadist ini diriwayatkan oleh:

  1.  Imam Al bukhariy dishohihnya, “Kitabul janaaiz” (2/413. No.1358-1359 dan 1385). “Kitabut tafsiir” (5/318. No. 4775).

  2.   Imam Muslim dishohihnya, Kitabul qadar (4/hal.2048 no. 25) dengan lafadz:

"كل انسان تلده أمه على الفطرة, وأبواه,بعد………..فان كان مسلمين فمسلم."

Artinya: Tiap tiap manusia itu dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan suci (Fithrah), tergantung kepada dua orang ibu bapaknya nantinya yang menjadikannya sebagai seorang Yahudi, Majusi atau Nashrani, akan tetapi bila ibu bapaknya Muslim maka diapun Muslim.

3. Imam Abu Daud, Kitaabussunnah (5/89 no. 4716).

4. Imam At tirmidziy, “Kitabul qadar” (5/389 no. 2138).

5. Imam Ahmad di “Musnad” (2/233,270,393,310,481), (3/353).

6. As syaikh ‘Abdurrahmaan Al banna/As saa’atiy, di “Minhatil ma’buud fi tartiib Musnad At thoyalisiy Abi Daud” (2/235 no. 2823).

7. Imam At thobaaraaniy, di “Al mu’jam al ausath” (2/280 no. 1983), (4/227 no. 4050), (5/170 no. 4941).

8. Imam At thohaawiy, di “Syarh Musykilil Atsaar” (4/11-19 no. 1391-1397).

9. Imam Ibnu Hibbaan, di “Shohih Ibnu Hibbaan, tartiib Ibnu Balbaan”(1/336-342 no. 128-133).

10.Imam Al baghawiy, “Syarhus sunnah” (1/147-152 no. 82-84).

11. Imam ‘Abdurrazaq As shon’aniy, di “Al Mushannaf” (11/119 no. 20087).

12. Imam Ibnul atsir, di “Jaami’ul ushul fi Ahaadist Rasul Saw” (1/268-271 no. 56).

13. Imam Abu Nu’aim Al ashbahaaniy, di “Hilyatul Auliya” (9/26).

14. Imam Al khathib Al baghdadiy, di “Taarikh Al baghdad” (3/308).

15. Imam Al baihaqiy, di “As sunan Al kubra” (6/333-335 no. 12137-12145).

16. Imam Abu Ya’la Al maushiliy, di “Musnad abi Ya’la Al maushiliy” (6/13 no. 6276 dan hal. 105 no. 6562).

17. Imam Al ajurriy, di “As syari’ah” hal. 181-182.

 

Orang orang ahlul kitab telah menukar dan merobah kitab kitab yang diturunkan kepada mereka, mereka sama dengan orang shobiah (pengibadat bintang bintang) dan orang orang Musyrikiin yang mempergunakan rasio rasio mereka serta menukar Fithrah (asal ciptaan) Allah taala, dimana Allah taala telah menciptakan hamba hambanya diatasnya, mereka robah robah selagi sanggup mereka untuk merobahnya. Oleh karena itu, Ariestoteles merupakan manusia pertama yang menyesatkan orang orang Shobiah, yang mana mereka ini orang orang yang beriman dengan Allah taala dan hari Akhirat, Al quran juga telah memuji mereka sebelumnya. Allah Swt telah menciptakan hamba hambanya  dalam keadaan Fithrah, kemudian Dia utus kepada mereka para rasulNya, lalu Dia turunkan kepada mereka kitab kitabNya, maka kebaikan hamba hamba tersebut dan keteguhan mereka tergantung kepada Fithrah yang betul betul disempurnakan dengan Syariat yang telah diturunkan oleh Allah taala. Lantas para Failasuf tersebut menukar dan merobah asal ciptaan Allah Swt dan SyariatNya-ciptaan dan perintahNya- mereka telah merusak keyakinan (aqidah) manusia dan keinginan-penguasaan serta ruang gerak mereka, perkataan dan perbuatan manusia manusia itu dari haq kepada batil, sebagaimana perbuatan Bani Israil ketika mereka merobah kalimat Tauhid yang diperintahkan mereka untuk mengikutinya serta mengamalkannya.

 

BANTAHAN YANG KELIMA: Sesungguhnya Rasul Saw apabila telah mengkhabarkan kepada kita tentang sifat sifat Allah taala, maka wajib bagi kita membenarkanya walaupun  aqal kita tidak sanggup menjakau dan mencernanya, lalu barang siapa  tidak menetapkan apa apa yang dibawa oleh Rasul Saw sampai sampai mengetahuinya harus dengan aqal dulu, mereka ini persis dengan orang orang yang disebutkan oleh Allah Swt di dalam Al quran;

"قالوا لن نؤمن حتى نؤتى مثل ما أوتى رسل الله, الله أعلم حيث يجعل رسالته." سورة الأنعام: 124.

Artinya: Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan utusan Allah taala, Allah Swt lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas RasulNya untuk menyampaikan RisalahNya. Surah Al anam:124.

 

Barang siapa yang meniti jalan seperti mereka ini, sebetulnya  dia tidak beriman dengan para Rasul dan juga tidak mendapatkan khabar khabar tentang Rububiyah Allah Swt, tidak ada perbedaan disisinya, apakah Rasul Saw telah memberitakan tentang hal itu atau belum?? Sebab apa saja yang  disampaikan oleh para Rasul tersebut, jika  tidak terpikirkan atau terjangkau oleh aqalnya kemudian dia tolak (tidak dia benarkan).

 

BANTAHAN KEENAM: Katakan kepada para Failasuf tersebut!! Washiyat Ariestoteles ini bertentangan dengan apa apa yang Allah ta’ala utuskan kepada NabiNya Muhammad Saw dan dengan apa apa yang diturunkan kepadanya, sesungguhnya Allah ta’ala telah mengutus para RasulNya guna mengingatkan hamba hambanya tentang asal penciptaan (Fithrah) mereka, agar mereka mengakui “WAHDANIYAH” Allah ta’ala serta wajib mensyukuri ni’mat ni’matNya, diwajibkan atas mereka untuk mencintai Allah ta’ala dengan kecintaan dan pengagungan yang sempurna, dimana Allah ta’ala telah mencukupkan ni’mat atas mereka baik yang nampak atau yang tidak nampak, kemudian para Rasul tersebut mengingatkan juga tentang perintah apa apa yang diciptakan mereka diatasnya, yang mana ‘aqal mengakui tentang kebaikan perintah itu, seperti; “As shidiq (jujur), Al birr (berbuat baik), Al ihsaan, dan Al akhlaq yang baik”, dan dilarang mereka dari apa apa yang dibenci oleh ‘aqal, seperti; “Bohong, Dzolim, Permusuhan serta seluruh Akhlaq yang jelek, lantas bagaimana diperintahkan kepada manusia supaya mereka menghapuskan dari hati hati dan fithrah mereka seluruh yang baik baik ini??? Tidak lain dan tidak bukan ini adalah menghalang halangi manusia dari kebahagiaan, kemenangan dan kebaikan, lalu diperintahkan kepada mereka untuk mengerjakan seluruh kemungkaran, kekejian, kejelekkan serta seluruh kerusakan?? Jadi ini bahagian dari cara cara untuk menghancurkan tonggak tonggak kebaikan dan kemashlahatan, lalu menggantinya dengan dasar dasar kejelekkan, kerusakkan dan kehancuran terhadap ilmu, aqidah dan akhlaq, sementara kerusakkan dan mudharatnya tidak ada batasnya.

 

BANTAHAN YANG KETUJUH: Katakan kepada para Failasuf itu!! Sesungguhnya washiyat Ariestoteles ini mengandung penghapusan terhadap seluruh ilmu yang benar, pengetahuan yang bermamfaat, iman yang shohih, kemudian menggantinya dengan bermacam macam kebodohan, kesesatan dan kehancuran, atau penolakkan terhadap keimanan secara keseluruhannya. Sesungguhnya manusia ini pada asalnya diciptakan dalam keadaan dzholim dan bodoh; mereka tidak ada  petunjuk, tidak  mendapat  ilmu yang shohih, tidak mendapat keterangan dan keyakinan tentang keinginan yang tinggi, kecuali dengan jalan para Rasul Allah taala yang telah diutusNya untuk membawa kitab kitab yang diturunkan kepada mereka. Oleh karena itu kebutuhan manusia terhadap para Ambiya (Nabi nabi) dan kitab lebih tinggi dari pada kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman serta apa apa yang menyokong kehidupan mereka dari segi materi. Maka ilmu yang secara global dan tafshil adalah petunjuk Allah taala, maka dengan rahmat Allah ta’ala dan hikmahNya serta Maha terpujinya Dia, tidak pantas bagi Dia untuk membiarkan hamba hambaNya dalam keadaan terombang ambing tanpa ada tuntunan Risalah (ajaran yang Haq) sebagai penuntun dan memperbaiki mereka dimasa sekarang dan akan datang, selanjutnya Allah ta’ala mengutus para RasulNya dan Dia turunkan kitab kitab sebagai hikmah dan rahmat dariNya, agar jangan manusia manusia tersebut berhujjah lagi dihadapan Allah ta’ala setelah diutusNya para Rasul dengan mengatakan; “Tidak pernah datang kepada kami seorang pemberi khabar gembira dan pertakut;” Seluruh petunjuk dan ‘ilmu ‘ilmu yang bermamfa’at yang ada di bumi ini, pengetahuan pengetahuan yang bermamfa’at serta iman yang shohih, seluruhnya ini mengikut kepada atsar atsar kenabian dan risalah (ajaran yang Haq).

 

Berkata Allah ta’ala:

"لقد منّ الله على المؤمنين اذ بعث فيهم رسولا من أنفسهم يتلو عليهم آياته ويزكّيهم ويعلّمهم الكتاب والحكمة وان كانوا من قبل لفى ضلال مبين." سورة آل عمران: الأية 164.

Artinya: “Sesungguhnya Allah ta’ala telah memberi karunia kepada orang orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat ayat Allah ta’ala, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan  kepada mereka Al kitab (Al quran) dan Al hikmah (As sunnah). Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka adalah benar benar dalam kesesatan yang nyata.” Surat Ali ‘Imraan:164.

 

Barang siapa yang berpegang teguh dengan washiyat Ariestoteles kafir ini, maka dia betul betul memerintahkan untuk menghilangkan apa apa yang ada di dalam kitab kitab yang diutus para Rasul dengannya, kemudian diganti seluruhnya ini dengan bisikkan bisikkan jiwa serta wahyu dari “SYAITHON,” washiyat yang bathil ini maksudnya yang paling pokok adalah menentang seluruh apa apa yang dibawa oleh para Rasul Allah ta’ala, oleh karena itu seluruh pengikut washiyat yang sesat dan menyesatkan ini merupakan manusia manusia yang pantas sekali untuk digolongan kedalam ayat Allah ta’ala yang bunyinya:

 

"الذين كذّبوا بالكتاب وبما أرسلنا به رسلنا, فسوف يعلمون. اذ الأغلال فى أعناقهم والسلاسل يسحبون." سورة غافر:70-71.

Artinya: “Yaitu orang orang yang mendustakan Al kitab (Al Quran) dan wahyu yang dibawa oleh rasul rasul Kami yang telah kami utus. Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret….” Surat Ghaafir:70-71.

 

“BANTAHAN YANG KEDELAPAN,Katakan kepada para Failasuf tersebut!! Ajaran Ariestoteles ini adalah bathil, sesat dan menyesatkan ditinjau dari sisi Syariat dan Aqal. Dari sisi Syariat menjelaskan bahwa seluruh Kitab kitab yang diturunkan oleh Allah taala dari langit kepada para RasulNya Shallallahu alaihim wassallam menetapkan apa apa yang telah Allah taala ciptakan makhluk tersebut diatasnya (Fithratul Khalq/asal penciptaannya), kemudian mengakui Wahdaniyah (Keesaan) Allah taala, kesempurnaan sifat sifatNya, lalu membenarkanNya dan para RasulNya, kemudian juga menetapkan/mengakui yang Haq serta haqiqat haqiqat yang bermamfaat yang sudah terpati (tertanam) di dalam hati, baik dari segi Keyakinan (Aqidah), Akhlaq, Kebenaran dan Mendawahi (mengajak) serta menunjukan manusia kepada hal hal ini dari segala sisi. Sudah malum bahwa washiyat Ariestoteles yang bathil betul betul menghilangkan aqidah atau keyakinan yang sudah ada itu, lalu menggantinya dengan kebodohan  kebodohan yang dibentangkan dan tersusun dengan rapi dan macam macam kesesatan, yang keseluruhannya ini tujuan akhirnya adalah mengajak manusia supaya celaka di dunia dan di akhirat. Keterangan dari Syariat tentang masalah ini luas dan jelas sekali, tidak perlu ditafshilkan (dijabarkan), bahkan inilah ruh Syariat dari langit dan Syariat para Nabi Saw.

 

Adapun dari sisi ‘Aqal; sesungguhnya ahli ‘aqal yang sehat sepakat mengatakan bahwa hasil usaha yang paling afdhol adalah apa apa yang diusahakan dan diahasilkan oleh hati tentang ‘ilmu ‘ilmu yang shohih, pengetahuan pengetahuan yang bermamfa’at, keimanan yang benar serta akhlaq yang tinggi (mulia), barang siapa disifatkan dengan ini maka dia merupakan makhluq yang paling mulia, sempurana dan sangat tinnggi derajatnya serta kedudukannya, maka siapapun yang mewashiyatkan untuk meninggalkan dan menghapuskan ini seluruhnya dari hati hati manusia, lalu mulai menanamkan keraguan dan kebimbangan, sungguh sungguh dia telah membawa sesuatu yang betul betul diingkari dan tidak diketahui oleh ahli ‘aqal, bahkan mereka sangat mengingkarinya serta memandang hal ini bahagian dari inti sari kemungkaran, maka tidak ada setelah Haq kecuali Kebathilan, tidak ada setelah ‘Aqidah yang benar kecuali ‘Aqidah yang bathil, tidak ada setelah Akhlaq yang mulia kecuali Akhlaq yang jelek dan rendah, tidak ada setelah Petunjuk kecuali Kesesatan dan Kerusakkan.

:: Kembali ke Depan :: Ta'zhim As Sunnah - Pekanbaru :: Ke Index Artikel ::