:: Hukum Sembelihan Menurut Al Kitab dan As Sunnah (1) ::

Ustadz Dzul Akmal, LC

 

Hukum Sembelihan Menurut

Al Kitab dan As Sunnah

 

 

 

بسم الله الر حمن الر حيم

 

Muqaddimah  Oleh Hamba yang Faqir kepada

Allah Ta`ala Al Qadiir

`Abdul Qaadir Al Arnaauut.

 

 

إن الحمد لله نحمده, ونستعينه و نستغفره, ونعوذ با الله من شرور أنفسنا, ومن سيئات أعمالنا, من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادى له, وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. وبعد :

 

Tulisan ini menjelaskan tentang sembelihan/kurban dan hukum hukum yang berhubungan dengannya, ditulis oleh Al Akh fillah-Al Ustadz Abu Sa`id Bal`iid bin Ahmad Al Jazaairiy,  semoga Allah membalas kebajikan atasnya-dijelaskan dalam kitab ini : Difinisi qurban/sembelihan, keutamaan sepuluh awal bulan Dzulhijjah, keutamaan hari hari sembelihan, keutamaan mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala dengan sembelihan, hukum sembelihan selain kepada Allah, hikmah dari qurban, hukumnya, pandangan para `ulama dikalangan madzhab yang empat dan selain mereka tentang hukumnya dan seputar sembelian itu, pemaparan dalil dalil tentang sembelihan, sembelihan itu merupakan bantuan terhadap para fuqara`, macam macam hewan yang berhak untuk disembelih dan yang menggantikannya, sebagaimana dia telah memaparkan macam macam hewan sembelihan, kemudian dianjurkan untuk menyembelih hewan yang gemuk supaya bermamfa`at bagi para fuqara`, dan dapat menikmatinya seluruh ahlil bait (satu rumah tangga), bahwasanya satu ekor untuk boleh disembelih oleh tujuh orang, dalam satu riwayat oleh sepuluh orang, kemudian dijelaskan juga waktu, tempat, adab adab sembelihan dan hukum tentang binatang sembelihan yang mati sebelum harinya. Yang keseluruhan itu disokong dengan dalil dalil dari Al Quranul Karim dan As Sunnahtul Muthahharah serta perkataan perkataan `ulama ummat ini dikalangan madzhab yang empat dan selain mereka yang mu`tamad (dijadikan sandaran), agar para penuntut ilmu berada di atas hujjah dalam urusan Din mereka, supaya berdiri di atas kebenaran. Semoga Allah membalas kebajikan atas pengarang yang telah bersusah payah mengumpulkan keterangan keterangan dalam tulisan ini.

 

Kita memohon kepada Allah semoga tulisan ini bermamfa`at bagi para pelajar dan kaum Muslimin secara keseluruhannya, dan memberikan rezki buat kita dan penulis tentang ilmu yang bermamfa`at dan mengamalkan amalan yang sholih, supaya Dia memelihara kita seluruhnya dengan `inayah-Nya, bahwa Dia atas segala sesuatu Berkuasa, dan Yang Maha Mampu untuk menunaikan permintaan kita, dan akhir dari do`a kita adalah :

 

أن الحمد لله رب العالمين.

 

`Abdul Qaadir Al Arnaauut.

Khadimus Sunnah An Nabawiyah di

Dimasyq

Dimasyq : 11 Rabii`ul Awal 1419 H.

Bertepatan : 5 Timuuz 1998 M.

 

 

 

بسم الله الر حمن الرحيم

Pendahuluan

 

 

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا, وسيئات أعمالنا, من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادى له, وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.

 

(ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون). آل عمران (102).

 

Artinya : “Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali kali kalian mati melainkan dalam keadaan Islam.” Ali `Imraan (102).

 

(يا أيها الناس اتقوا ربكم الذى خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذى تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا). النساء (1).

 

Artinya : “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kalian kepada Rab kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari padanya Allah memperkembang biakkan laki laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

 

(ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولاسديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما). الأحزاب : (70-71).

 

Artinya : “Hai orang orang yang ber-iman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal amalan kamu dan mengampuni bagi kalian dosa dosa kalian. Dan barang siapa yang menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” Al Ahzaab : (70-71). Adapun selanjutnya :

 

Sesungguhnya sebenar benar perkataan ialah Kitab Allah, dan sebaik baik petunjuk ialah petunjuk Nabi kita Muhammad Shollallahu `alaihi wa Sallam, sejelek jelek urusan ialah yang diperbaharui, setiap yang baru adalah bid`ah, setiap bid`ah ialah sesat, dan setiap kesesatan dalam neraka.

 

Tulisan yang saya kemukakan kehadapan para pembaca dan kaum muslimin ini memuat hukum hukum pelaksanaan kurban supaya para pembaca dapat melaksanakan syi`ar kurban ini dengan sebaik baiknya sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Ta`ala Insya Allah, seperti yang dijelaskan oleh-Nya dalam Kitab-Nya yang Mulia :

 

(الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه أولئك الذين هداهم الله وأولئك هم أولوا الألباب). الزمر : (18).

 

Artinya : “Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang orang yang mempunyai aqal yang sehat.” Az Zumar : (18).

 

Di ayat lainnya Allah Berfirman :

 

(ومن أخسن دينا ممن أسلم وجهه لله وهو محسن واتبع ملة إبراهيم حنيفا واتخذ الله إبراهيم خليلا). النساء : (125).

 

Artinya : “Dan siapa yang lebih baik Dinnya (agamanya) dari pada orang yang ikhlash menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebajikan, dan ia mengikuti Din (agama) Ibraahim yang lurus? Dan Allah telah menjadikan Ibraahim sebagai kesayangan-Nya.” An Nisaa : (125).

 

Dalam risalah ini memuat jawaban jawaban yang banyak sekali yang berhubungan dengan masalah `Idul Adhha yang penuh berkah, saya memohon kepada Allah Ta`ala supaya memberikan mamfa`at kepada kita seluruhnya sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Menunaikan permintaan hamba hamba-Nya.

 

Ditulis oleh : Abu Sa`id Bal`iid bin Ahmad

Madinatul `Iin (Abu Dhobiy), pada hari Senin

18 Syawwal 1420 H/24/1/2000 M.

 

Telah sempurna cetakan risalah ini dengan cetakan yang pertama pada tahun 1415H/1995 M percetakan Daarul Imam Maalik, yang menyebarkan dan membagi bagikannya – Al Jazaair.

 

 

Bab Pertama.

 

Awal pembahasan.

 

 

Pembahasan pertama : Difinisi Qurban.

 

Qurban ialah hewan yang disembelih pada hari `Idul Adhha (`Idul Qurban) dari hewan yang telah ditentukan oleh syari`at ini sebagai bukti pendekatan diri kepada Allah Ta`ala, ((dan dikatakan sebab dinamakan dengan demikian karena ia disembelih diwaktu Ad Dhuha; waktu matahari mulai naik)). Lihat : Al Majmuu` oleh Al Imam An Nawawiy (8/382).

 

Pembahasan kedua : Keutamaan sepuluh hari pertama  dari bulan Dzulhijjah.

 

Dari Ibnu `Abbas Radhiallahu `anhuma berkata : Berkata Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam :

 

((ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام – يعنى الأيام العشر – قالوا : يا رسول الله، ولا الجهاد فى سبيل الله ؟ قال: ولا الجهاد فى سبيل الله، إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشىء)). رواه البخارى، وأبو داود، والترمذى.

 

Artinya : “Tidak ada hari hari dimana amalan sholih lebih dicintai oleh Allah dari hari hari ini (sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah)- berkata para shahabat : Ya Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam! Tidak juga Al Jihad dijalan Allah? Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata : Tidak juga Al Jihad dijalan Allah, kecuali seorang laki laki yang keluar dengan dirinya dan hartanya sendiri kemudian dia tidak kembali sama sekali.” Diriwayatkan oleh : Al Bukhariy, Abu Daawud, At Tirmidziy.

 

Sepuluh hari yang pertama ini di dalamnya ada hari arafah dimana seorang muslim disunnahkan/dianjurkan baginya untuk berpuasa (kecuali seseorang yang melaksanakan haji ketika dia sedang wukuf di arafah dan dibenci baginya untuk berpuasa dihari itu), dari Abi Qataadah radhiallahu `anhu berkata : Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang berpuasa dihari arafah ? Beliau menjawab :

 

((يكفر السنة الماضية والباقية)). رواه مسلم.

 

“Menghapuskan dosa dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Diriwayatkan oleh : Muslim.

 

Dari `Abdullah bin Qirth radhiallahu `anhu bahwa Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam pernah berkata :

 

((أعظم الأيام عند الله يوم النحر ثم يوم القر)) صحيح. رواه أحمد، وأبو داود، وغيرهما. (صحيح الجامع للألبانى برقم 1075).

 

Artinya : “Hari hari yang paling mulia disisi Allah ialah hari An Nahar ( raya qurban) kemudian hari Al Qirr.” Shohih. Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daawud, dan selain mereka berdua. (Shohih Al Jaami`u oleh Al Albaaniy rahimahullahu Ta`ala no. 1075). Dinamakan hari Al Qirr yaitu hari setelah hari qurban, karena manusia (para haji) pada hari itu menetap di Mina, setelah mereka selesai melaksanakan Thawwaf Al Ifadhah, Menyembelih Hadyu (Qurban), lantas mereka istirahat di Mina tersebut. Lihat : Nailul Authaar (5/222).

 

Pembahasan keempat : Keutamaan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara Qurban.

 

Tidak ada satu hadistpun yang shohih menjelaskan tentang keutamaan qurban, (Lihat : As Silsilah Ad Dha`iifah oleh Al Albaabiy, 1/163-165), akan tetapi Allah Subhana wa Ta`ala telah memerintahkan Nabi-Nya Shollallahu `alaihi wa Sallam dan setiap muslim untuk melaksankan sholat ikhlash kepada Allah, menyembelih juga ikhlash kepada Allah, seperti perkataan Allah Ta`ala :

 

(فصل لربك وانحر). الكوثر (2).

 

Artinya : “Maka dirikan sholat karena Rab-mua dan berqurbanlah.” Al kautsar (2), dan peribadatan dalam harta benda yang paling mulia ialah : berqurban.

 

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah Ta`ala : “Semulia mulia peribadatan secara pisik ialah : As Sholat, dan harta benda ialah : Berqurban, apa apa yang terkumpul pada seorang hamba dalam sholat tidaklah terkumpul baginya ditempat lain, sebagaimana yang telah diketahui oleh pemilik hati hati yang hidup, dan apa yang terkumpul bagi dia disa`at sa`at qurban bila digandengkan olehnya dengan Al Iman, Al Ikhlash yang disertai dengan keyakinan yang kuat dan sangka baik ini merupakan urusan yang `ajib sekali, dan Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam banyak melakukan sholat dan qurban.” (Dinukil dari kitab Fathul Maajid).

 

Berkata penulis : “Apabila menyembelih qurban itu merupakan semulia mulia ibadat dalam bentuk harta benda disetiap waktu, bagaimana dengan qurban dihari `Idul Ad Dha yang merupakan hari hari yang paling mulia disisi Allah, tidak diragukan lagi sudah tentu akan mendapat ganjaran yang sangat besar Insya Allah Ta`ala. Dan dari Abu Bakar As Shiddiiqq Radhiallahu `anhu, bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam pernah ditanya; haji apa yang paling afdhol?? Beliau menjawab :

 

(العج والثج).

 

Artinya : “Meninggikan suara ketika membaca Talbiyah, dan berqurban dengan fisiknya.” Hadist Hasan. Diriwayatkan oleh : At Tirmidziy, dan selainnya (lihat As Shohihah no. 1500).

 

Pembahasan kelima : Wajib ikhlash kepada Allah dan mengikuti Sunnah Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam.

 

Supaya amalanmu menjadi amalan yang shohih/benar ya akhil muslim, diwajibkan bagimu untuk ikhlash dalam beramal dan selalu menurut sunnah Rasul-Nya Shollallahu `alaihi wa  Sallam, jauhilah menyembelih selain kepada Allah Ta`ala, seperti yang dijelaskan oleh-Nya :

 

(إن صلاتى ونسكى ومحياى ومماتى لله رب العالمين لا شريك له وبذلك أمرت وأنا أول المسلمين). الأنعام 162-163.

 

Artinya : Katakanlah : “Sesungguhnya sholatku, nusuk (sembelihan) saya, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Rab semesta `alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama tama menyerahkan diri kepada-Nya.” Al An`am (162-163). Makna kata nusuk disini ialah : sembelihan.

 

Jangan kamu hai saudaraku bermaksud dalam sembelihanmu selain kepada Allah sebagaimana seorang yang kaya berbangga bangga dengan tetangganya dan teman temannya, atau hanya semata mata dengan tujuan menggembirakan anak anak saja!!

 

Dari Abu Hurairah Radhiallahu `anhu berkata : Saya telah mendengar Rasulullah Shllallahu `alaihi wa Sallam berkata : Berkata Allah Ta`ala :

 

(أنا أغنى الشركاء عن الشرك، من عمل عملا أشرك فيه معى غيرى تركته و شركه). رواه مسلم.

 

Artinya : “Saya paling tidak menghajatkan terhadap orang yang mensyirikan saya, siapapun yang mengamalkan satu amalan dimana dia mensyirikan Saya dalam amalan itu maka Saya akan tinggalkan dia berserta kesyirikannya.” Diriwayatkan oleh Al Imam Muslim.

 

Pembahasan keenam : Hukum sembelihan selain untuk Allah Ta`ala :

 

Sembelihan yang dipersembahkan selain kepada Allah Ta`ala hukumnya adalah haram, pelakunya dilaknat oleh Allah, apakah sembelihan itu diperuntukkan untuk nabi, wali, jin, pohon yang dikeramatkan, quburan atau untuk selainnya.

 

Dari `Ali bin Abi Tholib Radhiallahu `anhu berkata : Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam telah menyampaikan empat nasehat buat saya :

 

(لعن الله من لعن والديه، ولعن الله من ذبح لغير الله، ولعن الله من آوى محدثا، ولعن الله من غير منار الأرض). رواه مسلم.

 

Artinya : “Allah telah melaknat seseorang yang melaknat kedua orang tuanya, dan melaknat seseorang yang mempersembahkan sembelihannya selain untuk Allah, dan melaknat seseorang yang berniat untuk berbuat bid`ah, dan melaknat seseorang yang merobah robah batasan batasan Allah.” Diriwayatkan oleh Muslim.

 

Peringatan :

 

Tidak dibenarkan atas kamu hai sudara muslim yang mulia- mengadakan sembelihan di tempat yang sudah biasa manusia mengadakan sembelihan yang dipersembahkan kepada selain Allah Ta`ala- walaupun kamu ikhlash kepada Allah dalam sembelihan itu- seperti : sembelihan yang dipersembahkan untuk kubur kubur para wali, orang orang sholih, pohon pohon yang dikeramatkan dimana orang orang yang bodoh menjadikan tempat itu sebagai wasilah guna mendekatkan diri kepada Allah dengan do`a do`a, dan menggantungkan senjata mereka di pohon itu untuk mengambil berkah, rezqi, memohon supaya dapat keturunan darinya, dan selainnya dari amalan amalan yang syirik kepada Allah Subhana wa Ta`ala.

 

Dari Tsaabit bin Ad Dhohaak radhiallahu `anhu berkata :
“Seorang lelaki di zaman Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam pernah ber-nadzar untuk menyembelih seekor onta di “Bawwaanah” : (Bawwaanah: satu tempat di Al Hijaaz di belakang Yanbuu`- seperti dijelaskan dalam komentar shohih sunan Abi Daawuud, 2/637), lalu Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata :

 

(هل كان فيها وثن من أوثان الجاهلية يعبد؟) قالوا : لا ! قال : (هل كان فيها عيد من أعيادهم ؟) قالوا : لا ! قال رسول الله صلىالله عليه وسلم : (أوف بنذرك؛ فإنه لا وفاء لنذر فى معصية الله، ولا فيما لا يملك ابن آدم).

 

“Apakah di tempat sembelihan itu ada tempat yang biasa digunakan oleh kaum jahiliyah dalam peribadatan mereka ?” Mereka menjawab : Tidak ! Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam melanjutkan : “Apakah di tempat itu biasa digunakan sebagai tempat `iid diantara `iidnya orang jahiliyah ?” Kata mereka : Tidak ! Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam kembali berkata : “Tunaikanlah nadzarmu itu; sesungguhnya tidak perlu ditunaikan nadzar yang ma`shiyat kepada Allah, dan juga apa apa yang tidak dimiliki oleh anak Aadam.” Hadist diriwayatkan oleh : Abu Daawuud. Ini merupakan hadist shohih sebagaimana dijelaskan di shohih sunan Abu Daawuud oleh Syaikh Al Albaaniy (2/637).

 

Sisi pendalilan dari hadist ini ialah : “Tidak boleh ditunaikan nadzar yang ma`shiyat kepada Allah.” Ini dalil menunjukan bahwa ini merupakan nadzar ma`shiyat, walaupun sesungguhnya terdapat di tempat itu sebahagian dari larangan, dan tidak bisa ditunaikan nadzar ma`shiyat disana, ini sudah merupakan ijma` dikalangan `ulama. (Fathul Maajid, hal. 166).

 

Pembahasan ketujuh : Kandungan hikmah daripada Qurban.

 

1.  Mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala dengan hewan sembelihan.

2.  Bersedekah kepada para fuqara` dan orang yang menghajatkan.

3.  Membina rasa kasih sayang kepada teman teman, kaum kerabat, dengan memberikan hadiah dari daging daging qurban tersebut.

4.  Memakan sebahagian dari hewan qurban itu, refresing terhadap diri dan keluarga, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam :

(أيام التشريق أيام أكل وشرب وذكر الله).

 

Artinya: “Hari hari Tasyriiq (hari ke-sebelas, dua belas, tiga belas) merupakan hari hari yang disunnahkan untuk makan, minum dan berdzikir kepada Allah.” Hadist mutawaatir, diriwayatkan oleh At Thobaariy dalam kitab At Tafsiir, Ibnu Hibbaan, Ahmad, dan selain dari mereka. Seperti yang dijelaskan oleh Al Albaaniy di As Shohihah (1282), dinamakan hari hari At Tasyriiq dikarenakan jema`ah haji pada hari itu menjemur, membentangkan daging daging qurban tersebut di Mina, maksudnya dijemur oleh mereka di bawah terik sinar matahari.

 

5.  Meng-isytiyarkan syi`ar syi`ar Islam seperti sholat, qurban, dan selainnya, ini merupakan cara cara untuk meninggikan kalimat Allah Ta`ala.

6.  Mengingatkan kita tentang keadaan imam imam pembawa petunjuk dari Al Millah Al Hanafiyyah (Agama yang lurus), seperti Ibraahim, Ismaa`il `alaihimas Salaam serta para pengikutnya, mencontoh mereka dalam hal pengorbanan diri diri mereka, harta benda, cara ta`at kepada  Allah, kuatnya kesabaran mereka.

7.  Menyerupai perbuatan para jama`ah haji dan merindukan hal hal yang mereka lakukan selama pelaksanaan haji, oleh karena itu disunnahkan untuk bertakbiir pada hari hari itu, dan inilah makna perkataan Allah Ta`ala :

 

(واذكروا الله فى أيام معدودات). البقرة من الآية 203.

 

Artinya : “Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Nama nama Allah dalam beberapa hari yang berbilang.” Al Baqarah 203.  Disyari`atkan untuk tidak mencukur rambut, memotong kuku bagi yang ingin melaksanakan qurban (sembelihan). Nukiran dari kitab “Hujjatullah Al Baalighah” oleh Ad Dahlawiy (2/30-31) dengan ringkasan dan tambahan. Lihat “`Aaridhatul Ahwadziy” oleh Abu Bakar Ibnul `Arabiy (6/311).

 

:: Kembali ke Depan :: Ta'zhim As Sunnah - Pekanbaru :: Ke Index Artikel ::