:: Hukum Sembelihan Menurut Al Kitab dan As Sunnah (3) ::

Ustadz Dzul Akmal, LC

 

Pembahasan yang kedua : Hukum qurban atas musafir.

 

Adapun seorang musaafir quban hanya disunnahkan baginya jika dia mampu bukan wajib, karena safar menggugurkan kewajiban sholat Jum`at dan sholat `iid (lihat kitab Ahkaamus safar wa Aadaabuhu fil Kitab was Sunnah, oleh pengarang sendiri) atas musafir itu sendiri, dalil dalilnya ialah sebagai berikut :

 

1.       ((يا ثوبان، أصلح لنا لحم هذه الشاة))

 

Artinya : Dari Tsaubaan radhiallahu `anhu berkata : Rasulullah Shollallahu menyembelih qurbanya, kemudian dia berkata : Ya Tsaubaan, tolong bersihkan untuk kami kambing ini, masih terus saya memakannya sampai beliau di Madinah. Diriwayatkan oleh Muslim.

 

2.       عن ابن عباس رضىالله عنهما قال : ((كنا مع النبى صلىالله عليه وسلم فى سفر، فحضر الأضحى فذبحنا البقرة عن سبعة، والبعير عن عشرة))

 

Artinya : Dari Ibnu `Abbaas radhiallahu `anhuma berkata : Kami pernah safar bersama Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam, bertepatan pada masa itu `iidul Adh Dha maka kami menyembelih seekor sapi untuk tujuh orang, sedangkan onta untu sepuluh orang)). Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At Tirmidziy, dan selain mereka berdua. Hadits ini shohih sebagaimana dijelaskan dalam shohih sunan At Tirmidziy oleh Al Imam Al Albaaniy (2/89).

 

3.عن عاصم بن كليب، عن أبيه قال : كنا فى سفر فحضر الأضحى، فجعل الرجل منا يشترى المسنة بالجذعتين والثلاثة، فقال رجل من مزينة : كنا مع رسول الله صلىالله عليه وسلم فى سفر فحضر هذا اليوم فجعل الرجل يطلب المسنة بالجذعتين والثلاثة، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إن الجذع يوفى مما يوفى منه الثنى)).

 

Artinya : Dari `Aashim bin Kulaiib, dari bapaknya berkata : Kami pernah safar takkala itu `iidul Ad Dha, mulailah salah seorang dari kami membeli dua ekor atau tiga ekor kambing yang tua, lantas berkata seorang laki laki dari Muziinah : Kami pernah bersama sama dengan Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam safar ketika itu `Iidul Adhha mulailah salah seorang kami mencari dua atau tiga ekor kambing yang sudah tua, maka Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam berkata : Sesungguhnya kambing yang berumur delapan atau sembilan bulan mencukupi dari apa apa yang mencukupi dari seekor unta yang berumur lima tahun. Diriwayatkan oleh Abu Daawud, dan selainnya, hadits ini hadits yang shohih sebagaimana dijelaskan dalam Al Jaami`us Shoghiir, no. 1592).

 

4.حديث عائشة رضىالله عنها فى حجة الوداع، وفيه قالت : ((فلما كنا بمنى أتيت بلحم بقر، فقلت : ما هذا ؟ قالوا : ضحى رسول الله صلىالله عليه وسلم عن أزواجه بالبقر))

 

Artinya : Hadits dari jalan `Aaisyah radhiallahu `anha ketika haji wada` berkata dia : Takkala kami di Mina lantas disodorkan kepada saya daging sapi, lalu saya bertanya: Apa ini? Mereka menjawab : Ini sembelihan Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam seekor sapi diniatkan buat seluruh isterinya. Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhariy. Berkata Al Haafidz Ibnu Hajar tentang hadits ini : Zhohir hadits menunjukan bahwa sembelihan yang disebutkan adalah daging sembelihan di hari raya Qurban)), lihat Fathul Baariy (10/4). Faidah hadits ini diantaranya : Disyari`atkannya qurban bagi musaafir, ini pandangan kebanyakan `ulama. Berkata An Nakhaa`iiy dan Abu Hanifah : Tidak diwajibkannya qurban bagi musaafir, diriwayatkan juga dari `Ali radhiallahu `anhu. Berkata Maalik dan sekelompok `ulama : Tidak disyari`atkan di Mina dan Makkah. (Syarhul Muslim oleh An Nawaawiy 13/134). Dan yang shohih diantara pandangan ini ialah Pandangan yang pertama sesuai dengan dalil dalil yang telah lewat, dan seperti ini juga pandangan Ibnu Hazam dalam Al Muhallaa (5/314-315) al masalah no. 909.

 

Pembahasan yang ketiga : Pemimpin membantu masyarakat yang tidak mampu dengan cara membagi bagikan hewan qurban.

 

Dianjurkan bagi seorang Al Imam (pemimpin satu negeri) untuk membagi bagikan hewan qurban terhadap siapapun yang tidak mampu dikalangan muslimin dengan mengeluarkan dananya dari baitul maal !! sesuai dengan hadits dari `Uqbah bin `Aamir radhiallau `anhu :

 

((أن النبى صلىالله عليه وسلم أعطاه غنما يقسمها على صحابته ضحايا …)).

 

Artinya : Bahwa Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam pernah memberikan hewan hewan qurban kepadanya untuk dibagikan kepada para sahabatnya.. Hadits diriwayatkan oleh Al Bukhariy, Muslim, dan selain mereka berdua. Dan berpandangan dengan perkataan seperti ini Al Qurthubiy sebagaiman dijelaskan dalam Al Fathu (10/9).

 

Pembahasan yang ke empat : Apakah boleh bagi seorang muslim berhutang untuk qurban ??

 

Hukum ashol dari pembahasan ini ialah perkataan Allah Ta`ala :

 

((لا يكلف الله نفسا إلا وسعها)). البقرة (286). وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ((لا ضرر ولا ضرار)).

 

Artinya : Allah tidak akan membebankan sesuatu terhadap jiwa tersebut kecuali semampunya. Al Baqarah (286).

 

Dan perkataan  Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam yang artinya : Janganlah kamu membinaskan diri kamu dan jangan pula orang lain. Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan selainnya. Hadits ini adalah hadits shohih. Sebagaiman yang telah dijelaskan oleh Al Albaaniy dalam Shohihul Jaami` (7393). Makna hadits di atas ialah: Jangan seseorang itu memudharatkan dirinya dan jangan pula memudharatkan orang lain. Sesungguhnya ini telah dijawab oleh Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : Kalau seandainya dia memang mampu untuk membayarnya makan boleh baginya untuk berhutang dan itu baik sekali, akan tetapi tidak wajib baginya hal demikian, Allahu A`laam. Lihat Majmuu`ul Fataawa (26/305).

 

Peringatan : Adapun hadits `Aaisyah radhiallahu `anha, berkata dia : Ya Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam bolehkah saya berhutang untuk berqurban ini ? Beliau menjawab :

 

((نعم، فإنه دين مقضى)).

 

Artinya : Boleh, sesungguhny dia merupakan hutang yang harus dibayar. Telah berkata tentang hadits ini Al Imam An Nawaawiy dalam Al Majmuu` (8/386) : Diriwayatkan hadits ini oleh Ad Daaruqurniy, Al Baihaqiy, mereka berdua melemahkan hadits ini sambil berkata : Ini hadits mursal.

 

Pembahasan kelima : Apakah orang yang punya hutang dibolehkan baginya untuk berqurban ?

 

Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah telah menjawab : Seseorang yang mempunyai hutang dibolehkan baginya untuk berqurban apabila dia tidak dituntut untuk membayarnya sesegera munkin. Majmuu`ul Fataawa (26/305).

 

Pembahasan ke enam : Diharamkannya memotong kuku dan rambut bagi yang ingin berqurban sampai dia selesai berqurban.

 

Diwajibkan atas seseorang yang ingin berqurban, bila dia mempunyai sembelihan untuk disembelih untuk tidak memotong rambut dan kuku kukunya sedikitpun apabila telah masuk bulan dzul hijjah sampai dia selesai dari menyembelih.

 

Dari Ummi Salamah radhiallahu `anha dia berkata : Berkata Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam :

 

((من كان له ذبح يذبحه فإذا أهل هلال ذى الحجة فلا يأخذ من شعره ولا من أظفاره شيئا حتى يضحى)).

 

Artinya : Barang siapa yang memiliki hewan qurban untuk dia sembelih, maka apabila telah masuk bulan dzulhijjah jangan sekali kali dia memotong rambut dan kukunya sedikitpun sampai dia selesai dari menyembelih. Hadits dikeluarkan oleh Muslim, Abu Daawuud, At Turmudziy, An Nasaaiiy.

 

Faidahnya ialah : Berpandangan Sa`iid bin Al Musaiyyib, Rabii`ah bin `Abdur Rahmaan, Ishaaq bin Raahawiyyah, Ahmad bin Hambal, Daawuud, dan sebahagian pengikut As Syaafi`I yaitu diharamkan untuk memotong sedikitpun dari rambut dan kuku atas seseorang yang ingin berqurban apabila telah masuk sepuluh yang awal dari bulan dzulhijjah, berpandangan As Syaafi`I dan pengikutnya, dan sebahagian dari sahabat Al Imam Ahmad, perbuatan itu adalah dibenci sebagai pembersihan, dan juga satu riwayat dari Maalik. Dan berkata Abu Haniifah : Tidak dibenci, satu riwayat dari Maalik. Dan ada riwayat yang ketiga darinya : Diharamkan kalau qurban itu sebagai sunnah namun kalau wajib tidak (Syarhu Muslim An Nawaawiy 13/138) secara ringkas. Dan yang shohih diantara pandangan ini ialah pandangan yang pertama, yaitu perkataan Sa`iid bin Al Musaiyyib, dan orang orang yang bersamanya, lihat keterangan Ibnul Qaiyyim, dalam komentarnya terhadap hadits Ummi Salamah dalam Sunan Abi Daawuud (7/246-249) bersama `Aunul Ma`buud.

 

 

Bab yang ketiga

 

Macam macam hewan sembelihan.

 

 

Pembahasan pertama : Hewan apa saja yang termasuk kategori hewan sembelihan ?

 

Tidak dianggap sah sembelihan seseorang kecuali binatang ternak, seperti onta, sapi, kambing (domba (yang mempunyai banyak bulu), biri biri (yang memiliki  banyak rambut).

 

Tidak boleh selain dari hewan ternak ini seperti sapi liar, kijang betina, kuda, burung burung dan selainnya walaupun binatang ini dihalalkan.

 

Dalil yang menunjukan tentang ini adalah perkataan Allah Ta`ala :

 

((ولكل أمة جعلنا منسكا ليذكروا اسم الله على ما رزقهم من بهيمة الأنعام)). الحج (34).

 

Artinya : Dan bagi tiap tiap ummat telah Kami syari`atkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka. Al Hajj (34). Arti mansakan disini ialah : sembelihan dan mengalirkan darah, seperti yang telah dijelaskan oleh Al Imam Mujaahid rahimahullah Ta`ala. Dan Al An`aam disini adalah : onta, sapi, kambing. Sedangkan binatang binatang ternak ialah binatang ternak itu sendiri. Al Qurthubiy telah berpandangan seperti ini dalam Tafsiirnya (12/44), dan sesungguhnya telah dinukil tentang masalah ini ijma` (kesepakatan) para ahli `ilmu, kecuali seperti yang diceritakan dari Al Hasan bin Shoolih bahwa dia berkata : boleh sembelihan tersebut dari sapi yang liar (satu ekor untuk tujuh orang), kijang betina untuk satu orang. Lihat Al Majmuu`u oleh An Nawawiy (8/394), dan Bidaayatul Mujtahid oleh Ibnu Rusyud (1/417).

 

Faidahnya : Tidak diterima sembelihan yang diperanakkan dengan kijang betina, kambing, karena keseluruhan ini bukan termasuk binatang ternak. Dijelaskan ini oleh An Nawawiy di Al Majmuu`u (8/394).

 

Pembahasan yang kedua : Umur hewan sembelihan.

 

Biri biri (jenis kambing) yang sudah cukup umurnya satu tahun, inilah pandagan yang shohih dan masyhur dikalangan ahli bahasa dan kebanyakan ahli ilmu. 1

 

Adapun onta, sapi, domba, (onta yang akan disembelih sebagai hewan kurban apabila umurnya sudah cukup  lima tahun dan masuk umur keenam. Sedangkan sapi umurnya sudah cukup dua tahun dan masuk kepada umur yang ketiga dan demikian juga biri biri seperti yang telah dijelaskan oleh Nabi Shollallahu `alaihi wa Sallam :

 

((إن الجذع من الضأن يوفى مما يوفى منه الثنى من المعز)).

 

Artinya :


 


1 Inilah  pandangan Al Imam Al Qurthubiy dalam kitab tafsiirnya (12/44), dan sesungguhnya telah dinukil ijma` (kesepakatan) dalam masalah ini kecuali apa yang dikisahkan dari Al Hasan bin Shoolih bahwa dia berkata : dibolehkan memotong hewan sembelihan dari sapi liar satu  ekor untuk tujuh orang, dan demikian juga kijang liar, lihat Al Majmuu`u oleh An Nawawiy (8/394), Bidayatul Mujtahid oleh Ibnu Rusyud (1/417).

 

 

 

:: Kembali ke Depan :: Ta'zhim As Sunnah - Pekanbaru :: Ke Index Artikel ::