:: Syarah Masa'il Jahiliyah (1) ::

Ustadz Dzul Akmal, LC

 

Muqodimah

 

            Ama ba'du, sesungguhnya saya telah memberikan pelajaran/halaqoh di masjid tentang penjelasan Masail Jahiliyah yang telah disebutkan dan diterangkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Al Mujadid yaitu seorang pembaharu yang mengembalikan agama Islam ke ajaran aslinya yaitu dengan pemahaman Sahabat Nabi pada saat agama ini  banyak tercampur ajaran diluar Islam. Dan mengeluarkan kotoran-kotoran yang masuk pada sunnah sehingga din ini menjadi bersih dan kembali seperti yang dipahami oleh Sahabat.

            Kitab ini merupakan kitab mukhtasor, ringkas dan padat, dan sebagian para mahasiswa/hadirin yang hadir di halaqoh tersebut, mereka rekam di kaset mereka kemudian diantara yang merekam tersebut mereke tuliskan kemudian diperlihatkan kepada syaikh kembali. Setelah saya lihat dan saya baca, maka saya ijinkan untuk mencetak dan menyebarkannya. Dengan tujuan agar faedah kitab ini lebih merata kepada umat. Mungkin saja dalam syarah ini ada kelemahan dan kekurangan akan tetapi sebagai mana dikatakan: sesuatu yang baik itu lebih baik daripada tidak ada. Dan kepada siapa saja yang membacanya kemudian mendapatkan ada kesalahan dan kekurangan agar memberitahukan kepada saya tentang penemuan-penemuannya tentang kesalahan dan kekurangan tersebut. Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua, kepada siapa yang membacanya untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan beramal sholeh.

Perkataan Ibnu Qoyyim tentang kepahaman:

Kepahaman yang benar dan tujuan yang baik adalah diantara nikmat Allah yang paling besar yang diberikan kepada seorang hamba. Bahkan tidak ada pemberian Allah setalah Islam yang lebih afdhol kecuali kepahaman yang benar dan tujuan yang benar. Dan diantara sebab-sebab timbulnya kesesatan adalah sedikitnya ilmu. Kalau Ilmu sedikit maka akan timbul pemahaman yang jelek. Dan pemahaman yang jelek akan menimbulkan tujuan yang jelek pula. Sehingga kebenaran dalam memahami dalil merupakan nikmat terbesar setelah Islam bahkan inilah yang bisa menegakkan Islam. Pemahaman yang benar dan tujuan yang baik merupakan toriqoh yang bisa menyinari dan menyelamatkan seseorang dari jalan yang dibenci oleh Allah swt dan bisa menyelamatkan dan menjauhkan seseorang dari jalan orang yang sesat yaitu orang yang kepahamannya rusak. Dan dengan kedua prinsip tadi maka jadilah dia menjadi orang yang diberi nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dan mereka termasuk golongan orang yang berada dijalan yang lurus/shirotol mustaqim. Dan inilah yang kita minta kepada Allah setiap hari pada sholat.  Kepahaman yang benar (sihatul fahm) adalah cahaya yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala jatuhkan pada hati seorang hamba untuk bisa memahami dalil-dalil Al Qur’an dan As Sunnah dengan baik.

 

            Berkata Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam muqodimah kitabnya:

Ini adalah masalah-masalah yang mana Rasul telah menyelisihi masyarakat jahiliyyah yaitu dari golongan Ahlul Kitab dan ummiyin musyrikin. Tidak pantas bagi seorang muslim untuk tidak mengetahuinya. Karena sesuatu itu bisa diketahui dengan mengetahui lawannya. Dengan lawan sesuatu maka nampak bagi kita sesuatu tersebut. Dan yang paling berbahaya dalam masalah ini –masail jahilliyah- adalah tidak berimannya hati seseorang akan apa yang dibawa oleh Rasullulah Shalallahu 'alaihi wa sallam dan ditambah kalau dia menyandarkan bahwa masail jahiliyah tersebut adalah baik. Maka lengkaplah sudah kerugian sebagai mana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala  : Al Ankabut 52 : "...dan orang-orang yang beriman kepada kebathilan dan ingkar kepada Allah mereka itulah orang-orang yang rugi"

 

Syarah :

Ini merupakan tulisan yang berhubungan dengan tuilisan tulisan syaikh muhammad abdul wahab yang menjelaskan kepada kita yang mencakup 128 masalah prinsip-prinsip atau karateristik jahiliyah. Keterangan ini diambil dari al kitab dan as sunah dan perkataan-perkataan ahlul ilmi yang ahli dalam bidangnya. Tujuannya adalah untuk mengingatkan kaum muslimin agar menjauhi prinsip-prinsip atau karateristik jahiliyah sebab hal demikian adalah berbahaya sekali.

 

Beliau menerangkan masalah –masalah ini yang telah diselisihi oleh para rasul dikalangan ahlul jahiliyah dari ahlil kitab dan ummiyin. Yang dimaksud ahlil kitab adalah yahudi dan nasara. Hal iini dikarenakan kaum yahudi mempunyai kitab taurat yang diturunkan kepada musa alaihisssalam, dan nasara ada  kitab injil yang diturunkan kepada nabi Isa Alaihissalam. Oleh karena itu mereka dinamakan ahlul kitab. Menurut istilah mereka yang dimaksud dengan taurat adalah kitab perjanjian lama dan Injil adalah kitab perjanjian baru. Taurat dan injil tersebut adalah kitab yang mulia yang diturunkan kepada nabi yang mulia. Taurat adalah kitab yang agung dfan injil meyempurnakan taurat. Oleh karena itu dinamakan ahlul kitab sebagai pembeda dengan yang lainnya yang tidak memiliki kitab. Sedamgkan yang dimaksud dengan ummiyyin adalah Arab, bangsa Arab yang tidak beragama dengan 2 agama tadi. Kebanyakan dari mereka tidak bisa membaca dan menulis. Mereka tidak mempunyai kitab sebelum diturunkannya Al Qur’an, sehingga mereka disebut ummiyyin sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

 

"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (Al Jum’ah: 2)

 

"Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca dan sekali-kali tidak pernah (pula) mengutus kepada mereka sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun" (Saba’: 44)

 

"Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai." (Yasin: 6)

 

Inilah yang dimaskudkan dengan ummi, dan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam disifatkan dengan ummi.

 

"(yaitu) orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada disisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an) mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Al A’raf: 157)

 

            Keadaan Rasul sebagai manusia/rasul ummi, yang tidak bisa membaca dan menulis kemudian dia datang dengan membawa kitab yanng mulia. Hal ini adalah sebagai dalil tentang kebenaran ajaran yang dia bawa tersebut sebagai mukzizat baginya. Seandainya beliau pandai membaca dan menulis tentulah akan timbul anggapan bahwa Al Qur’an itu adalah hasil karangan dan pemikirannya.

            Orang Arab kebanyakan adalah ummy dan nabi mereka juga ummy. Adapun jahiliyyah adalah nisbah kepada kebodohan dan tidak berilmu. Dan jahilliyyah adalah mereka yang tidak ada rasul dan kitab padanya, yang dikatakan sebagai generasi sebelum nabi diutus sebagai rasul Shalallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

 

"Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu...." (Al ahzab: 33)

 

Masa Jahilliyah -sebelum diutus Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam- benar-benar larut dan terombang-ambing dalam gelombang kesesatan, kemusyrikan. Karena ajaran-ajaran sebelum Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam diutus yaitu taurat dan injil mulai kabur. Yahudi merubah-rubah kitabnya dan memasukkan ke dalamnya kekufuran-kekufuran, kesesatan-kesesatan dan kekejian-kekejian. Demikian juga Nashoro, mereka merubah injil yang diturunkan kepada nabi Isa ‘alaihi sallam.

 

bersambung...insyaa Allah

 

:: Kembali ke Depan :: Ta'zhim As Sunnah - Pekanbaru :: Ke Index Artikel ::